div.TabView div.Tabs {height: 30px;overflow: hidden} div.TabView div.Tabs a {float:left; display:block; width: 73px; /* Lebar Menu Utama Atas */ text-align:center ; height: 30px; /* Tinggi Menu Utama Atas */ padding-top:5px; vertical-align:middle; border:1px solid #95CAFF; /* Warna border Menu Atas */ border-bottom-width:0; text-decoration: none;font-size:12px; font-family: "Arial";/* Font Menu Utama Atas */} div.TabView div.Tabs {background:#FFF;color:#000;border:1px solid #95CAFF;text-decoration:none;} div.TabView div.Tabs a:hover{background:#585858;color:#FFF;border:1px solid #95CAFF;text-decoration:none;} div.TabView div.Tabs a.Active{border:1px solid #00F; background:#95CAFF; color:#00F;font-style: normal;border:1px solid #95CAFF;text-decoration:none;/* Warna background Menu Utama Atas */ } div.TabView div.Pages {clear:both; border:1px solid #95CAFF; /* Warna border Kotak Utama */ overflow:hidden; background-color:#95CAFF; /* Warna background Kotak Utama */ } div.TabView div.Pages div.Page {height:100%; padding:0px; overflow:hidden} div.TabView div.Pages div.Page div.Pad {padding: 5px 5px} #navbar-iframe { height:0px; visibility: hidden; display: none; }

Tuesday, September 27, 2011

pengetahuan dan wawasan

MENGENAL SUKU TERTUA DINDONESIA YAITU:


SUKU LOM YANG ADA DI PULAU BANGKA BELITUNG....




Pulau Bangka, memiliki sebutan Bumi Sepintu Sedulang. Sama halnya dengan pulau maupun daerah lainnya di muka bumi ini. Pulau Bangka pun menyimpan misteri tentang suku asli pedalaman. Seperti halnya suku dayak di Kalimantan, suku Baduy di Banten, suku Anak Dalam di Jambi, Suku Asmat di Papua, Suku Innonuit di Amerika, dan berbagai macam suku-suku lagi. Mereka biasanya adalah sekumpulan masyarakat yang memegang teguh adat dan istiadat yang diwariskan leluhur.

Pulau Bangka pun demikian adanya, saya rasa jangan kan kalian. Sesama orang Bangka pun belum tentu tahu ada masyarakat adat di pulau kami tercinta ini. Coba tanyakan kepada sejawat anda yang mengaku orang Bangka, adakah dia tahu jika pulau kecil ini memiliki masyarakat adat. Kalau jawabannya tidak, anda yang sudah membaca ini lebih terasa Bangkanya daripada dia. Hahaha. Bukan tua bangka ya…
Saya dapat penjelasan detail tentang masyarakat adat di pulau Bangka juga dari hasil browsing di internet. Namun jauh sebelumnya saya tahu di Bangka masih ada masyarakat adat. Sebelum saya mencari tahu tentang masyarakat adat ini. Saya hanya tahu kalo lokasi mereka ada di Mapur.  Mistik terkental pengaruhnya ada di kampung Mapur. Saya pernah sekali ke kampung Mapur, jalan-jalan saja bersama tujuh orang teman. Kami berdelapan saat itu, mengendarai empat motor. Tujuan kami awalnya hanya ke PhaKakLiang- Belinyu, namun alamak panasnya ampun saat itu PhaKakLiangnya. Kami hanya sebentar di PhaKakLiang, habis itu kami menuju Mapur dan Boom Baru Belinyu untuk melihat sunset.
Sebelum pergi memang kami sudah saling mengingatkan, sepanjang perjalanan jangan takabur, jangan mengucapkan sesuatu yang mengundang amarah atau ketersinggungan, jangan mengebut, jangan sok. Intinya menghargai masyarakat Mapur. Saya tak ingat kala itu apakah saya sudah sampai, melewati atau tidak sampai sama sekali ke kampung masyarakat adat. Hanya yang saya ingat saya pegal rasanya pantatku yang sudah tepos ini  duduk di boncengan motor sepanjang perjalanan menuju Mapur. Kontur jalannya sangat jelek, berlobang dan berdebu.
Kala itu kami sempat makan di sebuah warung, karena bagi saya takjub juga dengan kampung ini.  Saya memang tinggal di kampung yang cukup banyak hutannya. Namun sepanjang perjalanan dan sampai ke kampung Mapur, benar-benar hutan. Ada kalanya saya kebelet pipis. Teman saya bilang sudah berhenti saja untuk buang air kecil di hutan.
Karena benar-benar tak tahan, kalau ditahan pun alamat bakal kencing di celana karena goncangan-goncangan sepanjang perjalanan. Saya masuk hutan untuk panggilan alam ini, tiba-tiba bunyi kresek kresek di depan saya, ilalangnya bergoyang goyang. Saya ambil langkah seribu. Walau dipastikan kaki saya cuman dua, saya bisa lari langkah seribu saking takutnya.
Kalo diingat-ingat, saya bisa tertawa mengkal mengingat kejadian itu, bagaimana tidak? Saya mengangkat celana dan mengancingkannya sambil berlari. FYI, saya belum benar-benar tuntas terhadap panggilan alam itu. Ckckckck….bayangkan saja muka saya saat itu. Padahal sambil kencing saya sudah komat kamit “kakek nenek, cucu numpang kencing jangan diganggu”.
Namun mengingat ini adalah kampung adat, siapa yang tidak lari terbirit-birit. Di sini mistik kental, dan di sini adalah kampung Mapur. Kadang kami memplesetkannya menjadi MAnusia PURba. Ahhh…kejamnya yang memplesetkan kepanjangan itu pertama kali. Wong belum tentu masyarakat kota tidak primitif dalam bertingkah laku. Tak kenal maka tak sayang.
Oleh karena itu, marilah kita lebih mengenal mereka, biar kita tidak menilai mereka dari sikap asing mereka terhadap dunia luar. Saya dapat detail mengenai masyarakat adat ini dari  salah satu blog. Mancung wordpress. Saya tidak kenal pemilik blog, namun saya sudah meninggalkan message minta ijin utuk bahan artikel ini. Soalnya saya lihat juga artikel dia di blog tersebut sumbernya dari AMSA. Yang saya tidak tahu AMSA itu apa.
Masyarakat adat di pulau bangka adalah Urang LOM atau Suku LOM. Suku ini merupakan suku yang tinggal di dusun Air Abik dan dusun Pejam, yang masih termasuk ke desa Gunung Muda, Kampung Mapur  kecamatan Belinyu (Hallo mawar, ini kampung halaman orang tua mu loh).  Masyarakat suku LOM disebut sebagai Urang LOM. Urang = Orang, Lom = Belum.
Hal ini dikarenakan suku LOM belum memeluk suatu agama. Menurut cerita turun temurun, sebutan ini muncul sejak jaman kolonial Belanda yang mengidentifikasikan penduduk pulau Bangka berdasarkan agama yang dianut. Suku LOM  dikenal sebagai suatu kelompok masyarakat yang masih memegang erat tradisi dan adat mereka di tengah gerusan kemajuan jaman. Mereka bisa disebut sebagai pemegang kemurnian adat di tengah hutan Mapur. Sedang bagi masyarakat Mapur yang sudah memeluk suatu agama mereka tidak lagi disebut sebagai Urang LOM.
Karena hal tidak punya agama ini lah, sering ditemukan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk mereka sering dibiarkan kosong, kadang mereka mengisi dengan agama Islam, namun hanya sekedar formalitas.  Namun mereka hidup baik-baik, tidak mengganggu orang lain, menjaga keselarasan dengan alam, menghargai orang lain yang beragama, bisa makan dan bekerja setiap hari di hutan adalah keseharian mereka walaupun mereka tidak pernah mempelajari  agama. Sekalipun ada di antara mereka yang beragama namun mereka tetap menjunjung hukum adat di dalam kesehariannya.
Kalau berdasarkan peta, letak geografis masyarakat adat suku LOM hanya berjarak tiga belas kilometer dari kecamatan Belinyu. Memang mobil dan motor bisa masuk, namun kontur jalan seperti yang saya bilang sangat jelek, berdebu di musim kemarau waktu kami datang. Kepulan debu yang ditinggalkan motor teman di depan, cukup membuat mata perih. Sedang musim hujan saya bisa pastikan bakal penuh dengan lumpur, seperti off road track. Karena di musim kemarau saat kami melintas saja jalannya sudah berlobang-lobang.
Menurut peta  menuju kesana harus melalui Gunung Muda dan Gunung Pelawan, namun saat saya pergi ke sana yang saya tidak  yakin sudahkah saya masuk ke kampung adat. Karena kami tak berani masuk terlalu jauh ke dalam tanpa guide orang dalam yang dikenal. Kami hanya modal nekat, hanya karena PhaKakLiang saat itu panas banget, maka kami memutar haluan menjadi ke desa Mapur. Jadi kami sama sekali tidak tahu, sudahkah kami masuk ke kawasan adat atau baru masuk pintu gerbangnya saja.
Kami tidak kenal penduduk kampung di sana satu pun. Kami hanya segerombolan anak muda sok banyak waktu bermain-main. Soal gunung Pelawan dan Gunung Muda, saya sih lihat jalannya waktu itu berkelok-kelok dan memang ada gunung, namun satu mana Pelawan satu mana gunung Muda, saya tak tahu. Wong saat itu masuk wilayah asing, gak ada tujuan sebenarnya ke sana, gak ada teman yang dikunjungi pula. Hanya muter haluan saja.
Saking mereka menjaga kemurnian adat, keberadaan komunitas suku ini sering dikaitkan dengan kemampuan mistik mereka yang mumpuni. Waktu ayah mertua sobat saya sakit, dengar dengar karena “kiriman”. Nah, katanya nih tuh kiriman didapat dari kampung Mapur. Pokoknya keberadaan mistik Bangka pasti dikaitkan dengan kampung Mapur. Mungkin karena keberadaan masyarakat adat yang menjaga diri dari kemurnian adat ini penyebabnya. Hal ini membuat mereka agak terasing dari masyarakat umum pulau Bangka. Biasanya masyarakat enggan untuk menyinggahi kawasan Mapur.
Sebenarnya mistik yang ada di suku LOM adalah mistik untuk pertahanan diri sendiri dan lingkungannya. Hanya saja namanya mistik tetap saja menyisakan keengganan masyarakat luar untuk mengenal mereka. Biasanya mantra yang mereka punyai adalah mantra Jirat, mantra yang dipergunakan untuk menjaga ladang dari pecurian. Ada pula mantra untuk menghipnotis orang untuk mengakui perbuatan jahat yang telah dilakukannya. Pun tak luput adalah mantra Gendam, yang dipergunakan untuk menarik minat lawan jenis untuk jatuh cinta, tak jarang mantra Gendam dipergunakan untuk menjaga kelanggengan rumah tangga . Mantra-mantra biasanya hanya dikuasai oleh dukun adat.
Masyarakat adat suku LOM mempercayai dan meyakini bahwa mereka terlahir dari dan untuk alam. Maka dari itu mereka sangat menghargai alam beserta isinya. Mereka mempercayai gunung, hutan, sungai, bumi, langit dan hewan merupakan bagian dari alam semesta yang menyatu dengan nenek moyang dan leluhur mereka sehingga harus dihargai. Seperti halnya menghargai leluhur dan nenek moyang, begitu pula mereka menghargai dan berusaha memperlakukan alam berserta isinya. Mereka mempercayai jika setiap bagian dari alam semesta ini mempunyai roh atau kekuatan, yang mana roh-roh tersebut mengawasi manusia dan perbuatannya. Bencana akan menimpa manusia apabila manusia melanggar kekuatan dan keselarasan alam.

Selain mantra-mantra yang yang dikuasai oleh masyarakat adat suku LOM, mereka mempunyai adat dan pantangan tersendiri yang cukup unik. Keunikan tersebut membuat masyarakat adat suku LOM semakin menarik. Misalnya jika ada salah satu anggota suku LOM meninggal dunia, tidak boleh diantar ke pemakaman melalui pintu depan karena bagi mereka yang meninggal pergi untuk selamanya dan tidak kembali lagi. Jenazah akan dihantar lewat pintu belakang, jika tak punya pintu belakang tak jarang mereka harus menjebol dinding samping. Selain itu wanita hamil juga dilarang untuk duduk di tangga rumah, mereka mempercayai tangga adalah tempat lalu lalangnya roh-roh. Roh-roh bisa saja baik dan jahat, mereka menghindarinya karena takut roh itu masuk ke dalam kandungan dan mengganggu janin pada proses kelahiran nanti. Bersiul di ladang juga dihindari oleh masyarakat suku LOM, karena akan mengusir roh kehidupan yang akan memasuki tanaman yang sedang tumbuh, sehingga bisa mengakibatkan gagal panen.
Masyarakat adat suku LOM memberikan kebebasan  kepada anak anak mereka untuk bersekolah. Hanya saja kesadaran untuk sekolah sangat rendah. Banyak di antara mereka tidak bersekolah, kalaupun ada yang sekolah hanya sampai tingkat empat, jarang sekali ada yang menamatkan Sekolah Dasar. Biasanya mereka putus sekolah karena membantu orang tua mereka di hutan, namun tak jarang ada yang tidak masuk begitu saja. Muntaber = Mundur teratur tanpa berita.
Banyak di antara masyarakat adat suku LOM menanggap pendidikan hanya mengajarkan anak-anak mereka tentang dunia luar yang penuh dengan kebohongan dan nafsu mengejar materi. Hal ini bisa dipahami karena mereka hidup damai, terasing dari dunia luar dan menganggap alam adalah teman. Dapat makan untuk hari ini dan hidup baik-baik adalah keseharian mereka.
Suku LOM cenderung menutup diri terhadap budaya asing yang bertentangan dengan tradisi. Dahulu adat mereka melarang anggota suku untuk menggunakan sandal, jas, jaket atau payung. Karena dianggap menyamai gaya dan perilaku para penjajah. Namun sekarang mereka sedikit lebih terbuka terhadap perkembangan jaman, walaupun sikap kritis terhadap dunia luar tetap dipelihara. Sepanjang sejarah suku LOM, belum ada anggota suku yang terlibat tindakan kriminal. Suku LOM asli sangat menjunjung hukum adat dengan tidak mengganggu orang lain dan alam semesta.
Menurut kepala dusun Aik Abik, Tagtui, ada 139 keluarga yang tercatat. Sebanyak  62 orang beragama Islam, 13 Kristen, dan 2 Buddha. Sedangkan sisanya adalah masyarakat adat Suku LOM. Namun sekalipun mereka ada yang mencatatkan diri beragama tertentu, namun mereka masih menjunjung tinggi kemurnian adat suku LOM dalam berkehidupan keseharian mereka.
Jadi, jangan katakan mereka tidak beragama, sikap keseharian mereka beragama walau mereka tidak punya agama. Hidup baik-baik, menjaga kemurnian alam, dapat makan dan berladang sudah membuat mereka puas. Tak kenal maka tak sayang, mereka yang  tampak terasing  justru lebih murni dari warga perkotaan. Hargailah alam, maka ia akan memberi kelimpahan buat kehidupan.

0 comments:

Post a Comment

Footer Widget 1

Footer Widget 3

Sejarah

Daftar pemenang Tahun Negara Miss World Tanggal Lahir Lokasi Venue Akhir Tanggal Kontes Banyak Delegasi 1951 Swedia Kicki Håkansson c. 1929 London, UK Lyceum Theatre 29 Juli 26 1952 Swedia May Louise Flodin c. 1932 London, UK Lyceum Theatre 14 Nov 11 1953 Perancis Denise Perrier 1935 London, UK Lyceum Theatre 19 Okt 15 1954 Mesir Antigone Costanda c. 1935 London, UK Lyceum Theatre 18 Okt 16 1955 Venezuela Susana Duijm 11 Ags 1936 London, UK Lyceum Theatre 20 Okt 21 1956 Jerman Petra Schürmann[b] 15 Sep 1935 London, UK Lyceum Theatre 15 Okt 24 1957 Finlandia Marita Lindahl 17 Okt 1938 London, UK Lyceum Theatre 14 Okt 23 1958 Afrika Selatan Penelope Anne Coelen 15 Apr 1940 London, UK Lyceum Theatre 13 Okt 22 1959 Belanda Corine Rottschäfer 8 Mei 1938 London, UK Lyceum Theatre 10 Nov 37 1960 Argentina Norma Gladys Cappagli 1939 London, UK Lyceum Theatre 8 Nov 39 1961 Britania Raya Rosemarie Frankland[b] 1 Feb 1943 London, UK Lyceum Theatre 9 Nov 37 1962 Belanda Catharina Lodders 1940 London, UK Lyceum Theatre 8 Nov 33 1963 Jamaika Carole Joan Crawford 1941 London, UK Lyceum Theatre 7 Nov 40 1964 Britania Raya Ann Sidney 1944 London, UK Lyceum Theatre 12 Nov 42 1965 Britania Raya Lesley Langley 1945 London, UK Lyceum Theatre 19 Nov 48 1966 India Reita Faria 1945 London, UK Lyceum Theatre 17 Nov 51 1967 Peru Madeline Hartog-Bell 1946 London, UK Lyceum Theatre 16 Nov 55 1968 Australia Penelope Plummer 1948 London, UK Lyceum Theatre Nov. 14 53 1969 Austria Eva Rueber-Staier 1951 London, UK Royal Albert Hall Nov. 27 50 1970 Grenada Jennifer Hosten 12 Mar 1948 London, UK Royal Albert Hall Nov. 20 58 1971 Brazil Lúcia Petterle 1949 London, UK Royal Albert Hall Nov. 10 56 1972 Australia Belinda Roma c. 1952 London, UK Royal Albert Hall Dec. 1 53 1973 USA Marjorie Wallace 23 Jan 1954 London, UK Royal Albert Hall Nov. 23 54 1974 Britania Raya Helen Morgan (Resigned) 1951 London, UK Royal Albert Hall Afrika Selatan Anneline Kriel 28 Juli 1955 Nov. 22 58 1975 Puerto Rico Wilnelia Merced 12 Okt 1957 London, UK Royal Albert Hall Nov. 20 67 1976 Jamaika Cindy Breakspeare 24 Okt 1954 London, UK Royal Albert Hall Nov. 18 60 1977 Swedia Mary Stävin 20 Ags 1957 London, UK Royal Albert Hall Nov. 17 62 1978 Argentina Silvana Suárez 29 Sep 1958 London, UK Royal Albert Hall Nov. 16 68 1979 Bermuda Gina Swainson 1958 London, UK Royal Albert Hall Nov. 15 69 1980 Jerman Gabriella Brum (Resigned) 22 Mar 1962 London, UK Royal Albert Hall Guam Kimberley Santos 21 Ags 1961 Nov. 13 67 1981 Venezuela Pilín León 19 Mei 1963 London, UK; Miami, USA Royal Albert Hall Nov. 12 67 1982 Rep. Dominika Mariasela Álvarez 31 Jan 1960 London, UK Royal Albert Hall Nov. 18 68 1983 Britania Raya Sarah-Jane Hutt 1964 London, UK Royal Albert Hall Nov. 17 72 1984 Venezuela Astrid Carolina Herrera 23 Juni 1963 London, UK Royal Albert Hall Nov. 15 72 1985 Islandia Hólmfríður Karlsdóttir 6 Juni 1963 London, UK Royal Albert Hall Nov. 14 78 1986 Trinidad & Tobago Giselle Laronde 24 Okt 1963 London, UK; Macau Royal Albert Hall Nov. 13 77 1987 Austria Ulla Weigerstorfer 1967 London, UK; Malta Royal Albert Hall Nov. 12 78 1988 Islandia Linda Pétursdóttir 27 Des 1969 London, UK; Málaga, Spain Royal Albert Hall Nov. 17 84 1989 Polandia Aneta Beata Kręglicka 23 Mar 1965 Hong Kong; Taipei, Taiwan Hong Kong Convention & Exhibition Centre Nov. 22 78 1990 USA Gina Marie Tolleson 1970 London, UK; Norwegia London Palladium Nov. 8 81 1991 Venezuela Ninibeth Leal 26 Nov 1970 Atlanta, US; Afrika Selatan Georgia World Congress Center Dec. 28 78 1992 Russia Julia Kourotchkina 10 Ags 1974 Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre Dec. 12 83 1993 Jamaika Lisa Hanna 20 Ags 1975 Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre Nov. 27 81 1994 India Aishwarya Rai 1 Nov 1973 Sun City, Afrika Selatan Sun City Entertainment Centre Nov. 19 87 1995 Venezuela Jacqueline Aguilera 17 Nov 1976 Sun City, Afrika Selatan; Dubai, UAE; Comoros Sun City Entertainment Centre Nov. 18 84 1996 Yunani Irene Skliva 4 Apr 1978 Bangalore, India; Seychelles Bangalore Cricket Stadium Nov. 23 88 1997 India Diana Hayden 1 Mei 1973 Mahé, Seychelles Plantation Club Nov. 22 86 1998 Israel Linor Abargil 17 Feb 1980 Mahé, Seychelles; Paris, France Lake Berjaya Mahé Resort 26 Nov 86 1999 India Yukta Mookhey 7 Okt 1979 Malta; London, UK Olympia Hall 4 Des 94 2000 India Priyanka Chopra 18 Juli 1982 London, UK; Maldives Millennium Dome 30 Nov 95 2001 Nigeria Agbani Darego 22 Des 1982 Sun City, Afrika Selatan; Victoria Falls, Zimbabwe Sun City Entertainment Centre 16 Nov 93 2002 Turki Azra Akın 8 Des 1981 London, UK; Abuja, Nigeria Alexandra Palace 7 Des 88 2003 Republik Irlandia Rosanna Davison 17 Apr 1984 Sanya, China PR Crown of Beauty Theatre 6 Des 106 2004 Peru María Julia Mantilla July 10, 1984 Sanya, China PR Crown of Beauty Theatre Dec. 4 107 2005 Islandia Unnur Birna Vilhjálmsdóttir 25 Mei 1984 Sanya, China PR Crown of Beauty Theatre 10 Des 102 2006 Rep. Ceko Taťána Kuchařová 23 Des 1987 Warsawa, Polandia Sala Kongresowa, Warsaw Palace of Culture and Science 30 Sep 104 2007 China PR Zhang Zilin 22 Mar 1984 Sanya, China PR Crown of Beauty Theatre Dec. 1 106 2008 Rusia Ksenia Sukhinova 26 Ags 1987 Johannesburg, Afrika Selatan Sandton Convention Centre 13 Des 109 2009 Gibraltar Kaiane Aldorino 8 Juli 1986 Johannesburg, Afrika Selatan; London, UK; Abu Dhabi, UAE Gallagher Convention Centre 12 Des 112 2010 Amerika Serikat Alexandria Mills 26 Feb 1992 Sanya, China PR; Beijing, China PR; Ordos City, China PR; Shanghai, China PR Crown of Beauty Theatre 30 Okt 115 2011 Venezuela Ivian Sarcos 26 Juli 1989 London, UK; Edinburgh dan Glasgow, Scotland Earls Court Exhibition Centre 6 Nov 113 2012 China PR Yu Wenxia 6 Ags 1989 Ordos City, China PR; Shanghai, China PR; Changshu, China PR Dongsheng Fitness Center Stadium 18 Ags 116 2013 Sentul, Bogor, Indonesia Sentul International Convention Center 14 Sep 126 Catatan Sudah meninggal

Random Post

Random Post

Random Post

Random Post

Pages

clock

Pages

Powered by Blogger.

Footer Widget 2

Popular Posts

Followers